NAMA : ADE RINALDI. V. M
PANGKAT : SERDA
NOSIS : 20190422-E
NO ABSEN : 02
PERCOBAAN 14
MEMBUAT RANGKAIAN COUNT DOWN BCD TO SEVENT SEGMEN
TUJUAN : AGAR BAMASIS DAPAT MEMBUAT
RANGKAIAN COUNT DOWN BCD TO SEVENT SEGMEN
ALAT DAN BAHAN :
A. IC 74LS192
B. IC 74LS47
C. IC 555
D. VR
E. DOUBLE SEVEN SEGMENT
F. LIVE WIRE
TEORI
A. JELASKAN DAN GAMBARKAN TENTANG IC 74LS192 ?
Dalam postingan sebelumnya Saya sudah membahas tentang rangkaian counter atau pencacah, baik pencacah naik maupun turun menggunakan JKFF, sekarang yang akan Kita bahas adalah rangkaian counter up and down menggunakan IC 74192 PRESETTABLE BCD/DECADE UP/DOWN COUNTER , Ic ini mempunyai saudara yang berseri 74193, perbedaan kedua ic adalah jika 192 ia hanya akan mencacah nilai biner decade atau dari 0000 sampai 1001 dalam biner atau 0 sampai 9 dalam desimal, dengan kata lain ic ini merupakan pencacah modulo 10. Sedangkan untuk seri 193 ia akan melakukan pencacahan dari 0000 sampai 1111 atau 0 sampai 15 dalam bilangan desimal atau dengan kata lain ic ini adalah ic counter modulo 16.
1. Rangkaian Counter Up modulo 10.
Rangkaian ini adalah rangkaian dasar IC, karena IC 74192 ini bertipe bcd/decade atau modulo 10, berikut ini rangkaiannya.
1. Rangkaian Counter Up modulo 10.
Rangkaian ini adalah rangkaian dasar IC, karena IC 74192 ini bertipe bcd/decade atau modulo 10, berikut ini rangkaiannya.
dari rangkaian diatas dapat kita lihat terdapat pembangkit sinyal detak/clock yang masuk ke dalam pin 5 ic 74192 sebagai sumber detak untuk mencacah data biner Q0,Q1,Q2,Q3 secara up/naik. hal ini dapat dilihat pada datasheet yang ada bahwa pin 5 merupakan sumber detak untuk mencacah naik sedangkan pin 4 untuk pencacah turun. pin Q0,Q1,Q2,Q3 akan mengeluarkan data biner dan dengan bantuam IC 7448 bilangan biner tersebut akan di decoderkan menjadi data keluaran seven segment, yang akan mengeluarkan angka desimal dari data biner yang dikeluarkan oleh ic 74192. Ragkaian diatas akan otomatis mengeluarkan data pencacahan biner 0000 hingga 1001 atau counter modulo 10, jika ingin dibuat couter down maka clock diberikan kemasukan IC pada pin 4 sedangkan pin 5 diberikan logika high.
2. Rangkaian Counter Up modulo 100.
Menggunakan rangkaian counter modulo 10, Kita dapat memodifikasi rangkaian tersebut menjadi counter up modulo 100, yaitu dengan menambahkan counter modulo 10 yang lain untuk lebih jelasnya dapat kita lihat gambar dibawah ini.
dalam rangkaian modulo 10 data satuan (menunujuk ke angka 3 gambar diatas) Kita hubungkan jalur dari pin 12 (TCU) ke masukan IC 74192 U3 pada pin 5 (Up) IC ini akan menampilkan data cacahan puluhan (menunujuk ke angka 2 gambar diatas), TCU pada IC 74195 menurut datasheet adalah Terminal Count Up (Carry), dari artinya kita sudah paham apabilacounter sudah mencacah sampai biner 1001 atau 9 dalam desimal maka pin carry akan memberikan detak untuk pencacahan selanjutnya yaitu pada IC puluhan, sehingga IC puluhan akan terpicu mengeluarkan pencacahan data biner selanjutnya, begitu seterusnya hingga mencapai angka 99 dalam desimal dan kembali ke 00.
3. Rangkaian Counter Down modulo 100.
Menggunakan rangkaian counter up modulo 100 kita dapat membuat rangkaian counter down modulo 100 dengan mengganti jalur TCU kedalam TCD yang berarti Terminal Count Down, seperti berikut.
pembangkit clock diberikan pada IC 74192 puluhan yang mana pin yang digunakan adalah pin 4 atau Dn (Down) sehingga counter akan mencacah mundur dari biner 1001 hingga 0000 lalu akan mengeluarkan sebuah pulsa detak pada pin TCD atau pin 13 ketika mencapai biner 0000 lalu kembali 1001, pulsa ini yang akan dimasukkan kedalam IC Satuan sehingga IC satuanpun akan melakukan pencacahan mundur dan begitu seterusnya.
4. Rangkaian Counter Up Modulo X.
Dari rangkaian counter Up modulo 10 kita bisa membuat counter up modulo lain, misalkan jika kita akan membuat menit atau detik dalam jam pada angka puluhannya membutuhkan counter modulo 6, yang mana jika detik mencapai angka 59 maka akan mereset ke 00, pada bahasan ini kita fokus pada membuat counter untuk puluhan pada bagian detik tersebut, jadi ketika puluhan sudah mencapai angka 5 maka ia harus mereset ke angka 0, berikut rangkaiannya.
untuk rangkaian counter modulo x ini kita harus melakukan reset pada keadaan tertentu untuk membuat pencacahan yang diinginkan, sehingga kita membutukan pin masukan MR (Master Reset) untuk meriset IC, misalkan kita membuat modulo 6 maka ketika IC mencacah biner 0110 ia harus berubah menjadi 0000 sehingga kita perlu membuat rangkaian reset dari gerbang logika AND dan NOT seperti gambar diatas, ketika mencapai biner 0110 gabungan rangkaian logika diatas akan menghasilkan pulsa high yang akan memicu pin MR untuk melakukan reset pada IC, sehingga terciptalah counter modulo 6. Inti dari rangkaian reset ini (menggunakan gerbang logika) bagaimana caranya supaya pada keluaran biner tertentu ia akan menghasilkan logika high untuk mereset IC (dapat menggunakan persamaan boolean).
5. Membuat Counter Up Modulo 60.
Counter Up modulo 60 biasa digunakan pada rangkaian jam pada bagian detik dan menit, rangkaian ini mencacah angka 0 hingga 59. berikut rangkaiannnya.
dari rangkaian diatas kita sudah dapat melihat bahwa counter modulo 60 ini menggunakan gabungan rankgaian counter up modulo 10 dan counter up modulo 6 (pada bahasan counter modulo x). ketika detik satuan melakukan pencacahan dari 0 hingga 9 dan kembali ke 0 IC satuan akan mengeluarkan logika high yang akan memicu IC puluhan untuk melakukan pencacahan, dan seterusnya hingga membentuk angka 59, ketika ic satuan memberikan logika high kedalam IC puluhan yang mana IC puluhan telah mencapai angka 5, maka IC puluhan akan mereset dirinya melalui rangkaian gerbang logika yang dimasukkan dari keluaran IC tersebut karena data yang dikeluarkan adalah angka 6 atau 0110 dalam biner, kembalilah kedua rangkaian tersebut menjadi 00.
B JELASKAN DAN GAMBARKAN TENTANG IC 74LS47
Dekoder BCD ke seven segment digunakan untuk menerima masukan BCD 4-bit dan memberikan keluaran yang melewatkan arus melalui segmen untuk menampilkan angka desimal. Jenis dekoder BCD ke seven segment ada dua macam yaitu dekoder yang berfungsi untuk menyalakan seven segment mode common anoda dan dekoder yang berfungsi untuk menyalakan seven segment mode common katoda.
IC 74LS47 merupakan dekoder BCD ke seven segment yang berfungsi untuk menyalakan sevent segment mode common anode. Gambar dan konfigurasi pena-pena IC 74LS47 ditunjukkan pada gambar berikut :
IC 74LS47 merupakan dekoder BCD ke seven segment yang berfungsi untuk menyalakan sevent segment mode common anode. Gambar dan konfigurasi pena-pena IC 74LS47 ditunjukkan pada gambar berikut :
Dekoder BCD ke seven segment mempunyai masukan berupa bilangan BCD 4-bit (masukan A, B, C dan D). Bilanga BCD ini dikodekan sehingga membentuk kode tujuh segmen yang akan menyalakan ruas-ruas yang sesuai pada seven segment. Masukan BCD diaktifkan oleh logika ‘1’, dan keluaran dari dekoder 7447 adalah aktif low. Tiga masukan ekstra juga ditunjukkan pada konfigurasi pin IC 7447 yaitu masukan (lamp test), masukan (blanking input/ripple blanking output), dan (ripple blanking input).
Berikut adalah Tabel kebenaran dari IC 74LS47 :
pada konfigurasi pin IC 7447 yaitu masukan (lamp test), masukan (blanking input/ripple blanking output), dan (ripple blanking input).
LT' , Lamp Test, berfungsi untuk mengeset display, bila diberi logika ‘0’ maka semua keluaran dari IC ini akan berlogika 0. Sehingga seven segment akan menunjukkan angka delapan (8).
BI'/RBO' , Blanking Input/Row Blanking Output, berfungsi untuk mematikan keluaran dari IC. Bila diberi logika “0” maka semua keluaran IC akan berlogika “1” dan seven segment akan mati.
RBI' , Row Blanking Input, berfungsi untuk mematikan keluaran dari IC jika semua input berlogika “0”. Bila diberi logika “0”, diberi logika “1” dan diberi logika “0” maka semua keluaran IC akan berlogika “1” dan seven segment akan mati.
C. JELASKAN DAN GAMBARKAN TENTANG IC 555 SBG
ASTABIL MULTIVIBRATOR
Astable multivibrator juga disebut sebagai Free Running multivibrator. Ini tidak memiliki bagian yang stabil dan terus beralih antara dua bagian tanpa penerapan pemicu eksternal. IC 555 dapat dibuat untuk bekerja sebagai multivibrator astabil dengan penambahan tiga komponen eksternal: dua resistor (R1 dan R2) dan kapasitor (C). Skema dari IC 555 sebagai multivibrator astabil bersama dengan tiga komponen eksternal ditampilkan di bawah.
Pin 2 dan 6 yang terhubung dan karenanya tidak perlu untuk memicu pulsa eksternal. Ini akan terpicu dan bekerja sebagai sistem free multivibrator. Sisa dari koneksi adalah sebagai berikut: pin 8 terhubung untuk memasok tegangan (VCC). Pin 3 adalah terminal output dan karenanya output tersedia di pin ini. Pin 4 adalah pin reset eksternal.Pada waktu posisi rendah sesaat pada pin ini akan mereset timer. Oleh karena itu ketika tidak digunakan, pin 4 biasanya terkait dengan VCC.
Kontrol tegangan diterapkan pada pin 5 akan mengubah tingkat tegangan ambang. Tapi untuk penggunaan normal, pin 5 terhubung ke ground melalui kapasitor (biasanya 0.01μF), sehingga suara gangguan eksternal dari terminal disaring. Pin 1 adalah terminal ground. Waktu sirkuit yang menentukan lebar pulsa output terdiri dari R1, R2 dan C.
Operasi
Skema berikut menggambarkan sirkuit internal dari IC 555 operasi dalam mode astabil. RC waktu sirkuit menggabungkan R1, R2 dan C.
Awalnya, pada power-up, flip-flop adalah RESET (dan karenanya output dari timer rendah). Akibatnya, transistor debit didorong untuk saturasi (seperti yang terhubung ke Q '). Kapasitor C dari rangkaian waktu terhubung pada Pin 7 dari IC 555 dan akan discharge melalui transistor. Output dari timer pada saat ini rendah. Tegangan kapasitor yang tidak lain adalah tegangan pemicu. Jadi sementara pemakaian, jika tegangan kapasitor menjadi kurang dari 1/3 VCC, yang merupakan tegangan referensi untuk memicu komparator (komparator 2), output dari komparator 2 akan menjadi tinggi. Ini akan SET flip-flop dan karenanya output dari timer di pin 3 menjadi TINGGI.
output tinggi ini akan berubah OFF transistor. Akibatnya, kapasitor C mulai pengisian melalui resistor R1 dan R2. Sekarang, tegangan kapasitor adalah sama dengan tegangan ambang (seperti pin 6 terhubung ke kapasitor resistor junction). Saat pengisian, kapasitor tegangan meningkat secara eksponensial terhadap VCC dan saat melintasi 2/3 VCC, yang merupakan tegangan referensi untuk ambang komparator (komparator 1), outputnya menjadi tinggi.
Akibatnya, flip-flop menjadi RESET. Output dari timer jatuh ke LOW. output yang rendah ini akan sekali lagi menyalakan transistor yang menyediakan jalan keluarnya untuk kapasitor. Oleh karena itu kapasitor C akan discharge melalui resistor R2. Dan karenanya siklus berulang terus.
Jadi, ketika kapasitor pengisian, tegangan kapasitor naik secara eksponensial dan tegangan output pada pin 3 adalah tinggi. Demikian pula, ketika kapasitor pemakaian, tegangan kapasitor jatuh secara eksponensial dan tegangan output pada pin 3 rendah. Bentuk gelombang keluaran adalah gelombang pulsa persegi panjang.
Akibatnya, flip-flop menjadi RESET. Output dari timer jatuh ke LOW. output yang rendah ini akan sekali lagi menyalakan transistor yang menyediakan jalan keluarnya untuk kapasitor. Oleh karena itu kapasitor C akan discharge melalui resistor R2. Dan karenanya siklus berulang terus.
Jadi, ketika kapasitor pengisian, tegangan kapasitor naik secara eksponensial dan tegangan output pada pin 3 adalah tinggi. Demikian pula, ketika kapasitor pemakaian, tegangan kapasitor jatuh secara eksponensial dan tegangan output pada pin 3 rendah. Bentuk gelombang keluaran adalah gelombang pulsa persegi panjang.
Saat pengisian, kapasitor melalui resistor R1 dan R2. Oleh karena itu, waktu pengisian konstan adalah (R1 + R2) C sebagai resistansi total di jalur pengisian R1 + R2. Sementara pemakaian, kapasitor dibuang melalui resistor R2 saja. Oleh karena itu debit konstanta waktu R2C.
Siklus atau Duty cycle
Konstanta waktu pengisian dan pemakaian tergantung pada nilai-nilai resistor R1 dan R2. Umumnya, waktu pengisian konstan adalah lebih dari waktu pemakaian konstan. Oleh karena itu output TINGGI tetap lebih lama dari output LOW dan karena gelombang keluaran tidak simetris. siklus adalah parameter matematika yang membentuk hubungan antara output tinggi dan output yang rendah. Duty Cycle didefinisikan sebagai rasio waktu output TINGGI yaitu waktu ON untuk total waktu siklus.
Jika T ON adalah waktu untuk output tinggi dan T adalah periode waktu satu siklus, maka siklus D diberikan oleh
D = TON / T
Oleh karena itu, persentase Duty Cycle diberikan oleh
% D = (TON / T) * 100
T adalah jumlah dari TON (waktu charge) dan T OFF (waktu discharge).
Nilai T ON atau waktu untuk pengisian (untuk output tinggi) TC diberikan oleh
TC = 0,693 * (R1 + R2) C
Nilai T OFF atau waktu pembuangan (untuk output rendah) TD diberikan oleh
TD = 0.693 * R2C
Oleh karena itu, jangka waktu untuk satu siklus T diberikan oleh
T = TON + TOFF = TC + TD
T = 0,693 * (R1 + R2) C + 0.693 * R2C
T = 0,693 * (R1 + 2R2) C
D = TON / T
Oleh karena itu, persentase Duty Cycle diberikan oleh
% D = (TON / T) * 100
T adalah jumlah dari TON (waktu charge) dan T OFF (waktu discharge).
Nilai T ON atau waktu untuk pengisian (untuk output tinggi) TC diberikan oleh
TC = 0,693 * (R1 + R2) C
Nilai T OFF atau waktu pembuangan (untuk output rendah) TD diberikan oleh
TD = 0.693 * R2C
Oleh karena itu, jangka waktu untuk satu siklus T diberikan oleh
T = TON + TOFF = TC + TD
T = 0,693 * (R1 + R2) C + 0.693 * R2C
T = 0,693 * (R1 + 2R2) C
Oleh karena itu,% D = (TON / T) * 100
% D = (0,693 * (R1 + R2) C) / (0.693 * (R1 + 2R2) C) * 100
% D = ((R1 + 2R2)) / ((R1 + 2R2)) * 100
% D = (0,693 * (R1 + R2) C) / (0.693 * (R1 + 2R2) C) * 100
% D = ((R1 + 2R2)) / ((R1 + 2R2)) * 100
Jika T = 0,693 * (R1 + R2) C, maka frekuensi f diberikan oleh
f = 1 / T = 1 / 0.693 * (R1 + 2R2) C
f = 1,44 / ((R1 + 2R2) C) Hz
f = 1 / T = 1 / 0.693 * (R1 + 2R2) C
f = 1,44 / ((R1 + 2R2) C) Hz
Temukan R1, R2 dan C1 untuk berbagai frekuensi yang berbeda adalah sebagai berikut:
R1 dan R2 harus berada dalam kisaran 1k untuk 1M. Cara terbaik adalah untuk memilih C1 pertama (karena kapasitor tersedia hanya dalam beberapa nilai-nilai) sesuai dengan rentang frekuensi dari tabel berikut.
Pilih R2 untuk memberikan frekuensi (f) yang Anda butuhkan.
R2 = 0,7 / (f × C1)
R2 = 0,7 / (f × C1)
Pilih R1 menjadi sekitar sepersepuluh dari R2 (1k min.)
Aplikasi dari astabil multivibrator
Pembangkit Gelombam persegi
Siklus tugas dari multivibrator astabil selalu lebih besar dari 50%. Sebuah gelombang persegi diperoleh sebagai output dari multivibrator astabil ketika siklus adalah 50% persis. duty cycle dari 50% atau sesuatu yang kurang dari itu tidak mungkin dengan IC 555 sebagai multivibrator astabil yang disebutkan di atas. Beberapa modifikasi harus dilakukan untuk sirkuit.
Pembangkit Gelombam persegi
Siklus tugas dari multivibrator astabil selalu lebih besar dari 50%. Sebuah gelombang persegi diperoleh sebagai output dari multivibrator astabil ketika siklus adalah 50% persis. duty cycle dari 50% atau sesuatu yang kurang dari itu tidak mungkin dengan IC 555 sebagai multivibrator astabil yang disebutkan di atas. Beberapa modifikasi harus dilakukan untuk sirkuit.
modifikasi adalah dengan menambahkan dua dioda. satu dioda secara paralel dengan resistor R2 dengan katoda menghadapi kapasitor dan dioda lain dalam seri dengan resistor R2 dengan anoda menghadapi kapasitor. Dengan menyesuaikan nilai-nilai dari resistor R1 dan R2, siklus di kisaran 5% sampai 95% dapat diperoleh termasuk output gelombang persegi. Sirkuit untuk Pembangkit Gelombang persegi ditampilkan di bawah.
Gb. Square Wave Modulation Skema Circuit |
Di sirkuit ini, saat pengisian, nilai kapasitor melalui R1 dan D1 dengan melewati R2. Sementara pemakaian, maka akan dibuang melalui D2 dan R2.
Oleh karena itu, waktu pengisian konstan adalah TON = TC dan diberikan oleh
TON = 0.693 * R1C dan
yang pemakaian waktu T OFF konstan = TD diberikan oleh
T OFF = 0.693 * R2C.
Oleh karena itu, waktu pengisian konstan adalah TON = TC dan diberikan oleh
TON = 0.693 * R1C dan
yang pemakaian waktu T OFF konstan = TD diberikan oleh
T OFF = 0.693 * R2C.
Oleh karena itu, siklus D diberikan oleh
D = R1 / (R1 + R2)
D = R1 / (R1 + R2)
Dalam rangka untuk mendapatkan gelombang persegi, siklus dapat dibuat 50% dengan membuat nilai-nilai R1 dan R2 sama.
Sebuah siklus kurang dari 50% dicapai ketika nilai hambatan dari R1 adalah kurang dari R2. Umumnya, hal ini dapat dicapai dengan menggunakan potensiometer di tempat R1 dan R2. sirkuit lain dari generator gelombang persegi dapat dibangun dari multivibrator astabil tanpa menggunakan dioda apapun. Dengan menempatkan resistor R2 antara pin 3 dan 2 yaitu terminal output dan terminal memicu. Rangkaian ini ditunjukkan seperti gambar skema di bawah ini.
Gb. Output And Trigger Terminal Circuit |
Di sirkuit ini, baik pengisian dan operasi pemakaian terjadi melalui resistor R2 saja. Resistor R1 harus cukup untuk tidak mengganggu kapasitor saat pengisian tinggi. Hal ini juga digunakan untuk memastikan bahwa nilai kapasitor untuk batas maksimum (VCC).
Pulse Witdh Modulation
Dalam posisi pulsa modulasi, posisi pulsa bervariasi sesuai dengan sinyal modulasi sedangkan amplitudo dan lebar pulsa tetap konstan. Posisi pulsa masing-masing berubah sesuai dengan sampel tegangan sesaat dari sinyal modulasi. Dalam rangka mencapai Pulse Position Modulation, dua timer 555 IC digunakan di mana yang beroperasi dalam mode astabil dan lainnya dalam modus monostable.
Sinyal modulasi diterapkan pada Pin 5 dari IC pertama 555 yang beroperasi dalam mode astabil. Output dari IC 555 ini adalah gelombang termodulasi lebar pulsa. Sinyal PWM ini diterapkan sebagai masukan pemicu untuk IC 555 kedua yang beroperasi dalam mode monostable. Posisi pulsa output kedua perubahan IC 555 sesuai dengan sinyal PWM yang lagi tergantung pada sinyal modulasi.
Skema dari Pulse Position Modulator menggunakan dua timer 555 IC ini yang ditampilkan di bawah ini.
Gb. Pulse Position Modulator skema circuit |
Ambang tegangan untuk IC pertama 555, yang ditentukan oleh (sinyal modulasi) kontrol tegangan, diubah menjadi UTL (Atas Threshold Level) dan diberikan oleh
UTL = 2/3 VCC + VMOD
Sebagai tegangan ambang perubahan sehubungan dengan sinyal modulasi yang diterapkan, lebar perubahan denyut geteran dan karenanya waktu tunda bervariasi. Sebagai lebar pulsa modulasi sinyal ini diterapkan pada pemicu IC kedua, tidak akan ada perubahan baik amplitudo atau lebar pulsa output tetapi hanya posisi pulsa berubah.
UTL = 2/3 VCC + VMOD
Sebagai tegangan ambang perubahan sehubungan dengan sinyal modulasi yang diterapkan, lebar perubahan denyut geteran dan karenanya waktu tunda bervariasi. Sebagai lebar pulsa modulasi sinyal ini diterapkan pada pemicu IC kedua, tidak akan ada perubahan baik amplitudo atau lebar pulsa output tetapi hanya posisi pulsa berubah.
Pulse Train
Kita tahu bahwa multivibrator astabil akan menghasilkan aliran kontinu pulsa. Dengan menggunakan potensiometer di tempat R1, Pulse Train dapat menghasilkan lebar yang berbeda. Rangkaian Pulse Train generator menggunakan modus astabil operasi dari IC 555 ditampilkan di bawah.
Gb. Pulse Train Generator skema circuit |
Frekuensi Modulation menggunakan astabil multivibrator
multivibrator astabil dapat digunakan untuk menghasilkan sinyal termodulasi frekuensi. Sebuah sinyal modulasi diberikan kepada (kontrol tegangan) pin 5. Rangkaian Frekuensi Modulation menggunakan modus astabil operasi dari IC 555 ditampilkan di bawah ini.
Gb. Skema Frequency Modulatio Circuit |
Sebuah dioda terhubung secara paralel dengan resistor R2 untuk menghasilkan output pulsa dengan duty cycle ≈ 50%. Sinyal modulasi diterapkan pada pin 5 melalui filter high pass yang terdiri dari kapasitor dan resistor. Menurut sinyal modulasi diterapkan pada pin 5, output akan termodulasi frekuensi. Jika tegangan dari sinyal modulasi tinggi, jangka waktu dari sinyal output tinggi dan jika tegangan dari sinyal modulasi rendah, jangka waktu rendah.
D. JELASKAN TENTANG DOUBLE SEVEN SEGMENT
LANGKAH PERCOBAAN :
C. BUAT
TABEL JIKA VR DIPUTAR
NO
|
TEGANGAN VR
|
KESIMPULAN
|
KET
|
1
|
0%
|
Pada Variabel Resistor tegangan 0 ohm akan menyala cepat sekali.
| |
2
|
10%
|
Pada Variabel Resistor tegangan 10 k ohm akan menyala dengan cepat dan secara stabil.
| |
3
|
20%
|
Pada Variabel Resistor tegangan 20 k ohm akan menyala perlahan secara stabil .
| |
4
|
30%
|
Pada Variabel Resistor tegangan 30 k ohm akan menyala perlahan secara stabil
| |
5
|
40%
|
Pada Variabel Resistor tegangan 40 k ohm akan menyala perlahan secara stabil
| |
6
|
50%
|
Pada Variabel Resistor tegangan 50 k ohm akan menyala melambat secara stabil
| |
7
|
60%
|
Pada Variabel Resistor tegangan 60 k ohm akan menyala melambat secara stabil
| |
8
|
70%
|
Pada Variabel Resistor tegangan 70 k ohm akan menyala makin perlahan secara stabil
| |
9
|
80%
|
Pada Variabel Resistor tegangan 80 k ohm akan menyala lambat secara stabil
| |
10
|
90%
|
Pada Variabel Resistor tegangan 90 k ohm akan menyala lambat secara stabil
| |
11
|
100%
|
Pada Variabel Resistor 100 k ohm akan menyala secara stabil
|
ANALISA
a. ANALISA JIKA SWITCH DIUBAH ON-OFF APA YANG TERJADI DENGAN DOUBLE SEVEN SEGMENT
- Rangkaian di atas adalah Rangkaian Counter. Rangkaian Counter itu adalah sebuah rangkaian penghitung angka, yang terbagi menjadi 2 yaitu Count up (penghitung naik/maju) yaitu dari angka kecil ke angka besar. Count down (penghitung turun/mundur) yaitu dari angka besar ke angka kecil.
- Rangkaian diatas adalah rangkaian Count Down, yaitu yang berarti rangkaian penghitung mundur alias penghitung dari angka terbesar ke angka terkecil. Analisa yang dapat saya simpulkan jika switch diubah ON-OFF apa yang terjadi dengan dengan double seven segment adalah angka di dalam double seven segment bisa berhenti ketika switch di ubah menjadi OFF dan berjalan kembali apabila switch diubah menjadi ON.
- Jika switch diubah menjadi OFF, dengan otomatis pada double seven segmen akan berhenti. Sedangkan jika switch diubah menjadi ON, maka dengan otomatis angka di dalam double seven segmen berubah secara berurutan dari angka terbesar menuju angka terkecil yang akan bergantian secara berurutan.
- Pada rangkaian 14 A, bila switch 1 di on – off kan secara manual pada rangkaian double seven segment display akan menampilkan angka dengan sistem COUNT DOWN atau yang disebut penghitung angka turun/mundur yaitu dari angka terbesar ke terkecil secara berurutan. Setelah double seven segmen telah mencapai angka terkecil, di double seven segmen display otomatis akan kembali lagi ke angka terbesar dan bila switchnya di ON-OFF kan kembali secara manual, akan berjalan lagi seperti biasa dari angka terbesar ke yang terkecil.
- Pada rangkaian 14 B jika dipasang variable resistor sebesar 10k ohm angka di DS1/double seven segmen akan menyala rangkaiannya dengan cepat dari angka terbesar sampai terkecil. Setelah sampai angka 00 di rangkaian tersebut akan menyala lagi secara cepat kembali. Bila diberi tegangan 20k ohm sampai 100k ohm rangkaiannya akan menyala semakin lambat.
- Pada rangkaian 14 B jika switch di OFF kan, rangkaian double seven segmen akan terhenti, tetapi apabila switch di ON kan akan menyala kembali melanjutkan angka yang terakhir sebelum di OFF kan secara berurutan. Bila dipasang potensiometer tegangan sebesar 0% sampai 100% angka di double seven segmen akan menyala secara perlahan secara stabil.
b. ANALISA DARI TABEL KONVERSI BCD KE SEVEN SEGMENT JIKA VR DIPUTAR
0%, 10%, 20%, 30%, 40%, 50%, 60%, 70%, 80%, 90%, 100%
NO
|
TEGANGAN VR
|
KESIMPULAN
|
KET
|
1
|
0%
|
Pada potensiometer tegangan 0% akan menyala perlahan secara stabil.
| |
2
|
10%
|
Pada potensiometer tegangan 10% akan menyala perlahan secara stabil.
| |
3
|
20%
|
Pada potensiometer tegangan 20% akan menyala perlahan secara stabil .
| |
4
|
30%
|
Pada potensiometer tegangan 30% akan menyala perlahan secara stabil
| |
5
|
40%
|
Pada potensiometer tegangan 40% akan menyala perlahan secara stabil
| |
6
|
50%
|
Pada potensiometer tegangan 50% akan menyala peralahan secara stabil
| |
7
|
60%
|
Pada potensiometer tegangan 60% akan menyala perlahan secara stabil
| |
8
|
70%
|
Pada potensiometer tegangan 70% akan menyala perlahan secara stabil
| |
9
|
80%
|
Pada potensiometer tegangan 80% akan menyala perlahan secara stabil
| |
10
|
90%
|
Pada potensiometer tegangan 90% akan menyala perlahan secara stabil
| |
11
|
100%
|
Pada potensiometer tegangan 100% akan menyala perlahan secara stabil
|